"Tabu tapi semakin liar dipraktekan tanpa dasar dan ilmu pengetahuan yang dalam". Itulah sekilas mengenai perkembangan seks yang ada di beberapa Dunia termasuk Indonesia. Seks adalah
salah satu kebutuhan mendasar dari sifat biologis manusia normal. Namun
penerapannya harus benar-benar didasari pemikiran yang baik. Seperti
hal nya ketika orang menikmati sebatang rokok tanpa mengetahui pengaruh
rokok tersebut. Kepulan asap rokok enak untuk dinikmati namun dibalik
itu ada bahaya yang mengancam jiwa si penikmat rokok tersebut.
Begitupula dengan seks. Seks bebas yang dilakukan tanpa ilmu
pengetahuan, hampir meningkat dibeberapa negara maju dan berkembang,
hasilnya berbagai penyakit kelamin antri di daftar desease kedokteran
dan puncaknya satu penyakit yang tidak pernah ada obatnya muncul yaitu AIDS.
Ada
beberapa kalangan menilai seks itu tidak perlu diberikan pendidikan
formal karena tidak sesuai dengan norma dan bisa menyebabkan hal
negatif. Justru pandangan seperti itulah yang menyebabkan seks semakin
tabu di masyarakat luas. Setiap anak muda memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan seks secara akurat dan seimbang, termasuk informasi tentang
alat kontrasepsi, misalnya kondom. Lengkapi dengan penjelasan mengenai
pelayanan kesehatan yang profesional, seks yang aman, dan sebagainya.
Jangan sampai hak itu terabaikan, gara-gara kita lebih berpikiran tabu
akan hal itu.
Beriut ini adalah fakta-fakta mengenai tanggapan pendidikan seks di masyarakat.
Ada beberapa point yang perlu diluruskan sehingga generasi muda
mendapatkan informasi yang tepat dan benar tentang kesehatan reproduksi
dan seksualitas mereka.
- Pendidikan seks hanya perlu diberikan kepada orang yang mau menikah. Fakta: Menurut sebuah penelitian, sikap seperti itu tidak bakal menunda aktivitas seksual di kalangan remaja. Justru pemahaman yang sangat sedikit dan keliru tentang seksualitas memudahkan banyak remaja terjerumus ke dalam perilaku seks tidak sehat.
- Pendidikan seks mendorong para pelajar menjadi aktif secara seksual. Fakta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengevaluasi 47 program di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Dalam 15 studi, pendidikan seks dan HIV/AIDS menambah aktivitas seksual dan tingkat kehamilan serta infeksi menular seksual. Namun, 17 studi lain menunjukkan, pendidikan seks dan HIV/AIDS menunda aktivitas seksual, mengurangi jumlah pasangan seksual, juga mengurangi tingkat kejadian infeksi menular seksual dan kehamilan yang tak direncanakan.
- Mengajarkan alat kontrasepsi akan mendorong para pelajar aktif secara seksual dan meningkatkan angka kehamilan pada remaja. Fakta: Para ahli yang telah mempelajari isu ini menyimpulkan, pendidikan tentang seks dan HIV/AIDS yang komprehensif, termasuk program ketersediaan kondom, tidak menambah aktivitas seksual, tetapi justru efektif dalam mengurangi perilaku seksual berisiko tinggi di antara para remaja.
- Kerap terjadi kegagalan alat kontrasepsi sehingga kita lebih baik mengajari para remaja untuk bersikap menghindarinya. Fakta: Kontrasepsi modern sangatlah efektif, asalkan memilih jenis yang benar-benar cocok dan digunakan secara benar. Rata-rata kehamilan pada perempuan yang menggunakan suatu jenis pil sekitar 0,03 persen, sementara yang memakai kondom untuk perempuan sekitar 21 persen, dan yang tanpa KB sekitar 85 persen. Bandingkanlah.
- Alat kontrasepsi tidak menangkal HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Fakta: Memang hanya kondom yang memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penularan infeksi seksual, termasuk HIV. Itu sebabnya para remaja sebaiknya mendapat pendidikan yang benar mengenai kondom.
- Kondom memiliki angka rata-rata kegagalan yang tinggi. Fakta: The National Institutes of Health (TNIH) menjelaskan, kondom sangat efektif untuk menangkal penularan HIV dan mencegah kehamilan. TNIH juga melaporkan, studi laboratorium memperlihatkan bahwa kondom mampu mencegah penyakit akibat infeksi menular seksual yang lain, seperti gonore, klamidia, dan trichomoniasis.
- Kondom tidak dapat melindungi kita dari HPV (Human papillomavirus). Fakta: Kondom memang tidak dapat menangkal infeksi virus pada bagian tubuh yang tidak tertutup kondom. Namun, TNIH melaporkan, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan HPV, misalnya kanker serviks. Penyakit jenis ini dapat dicegah dengan penggunaan kondom secara konsisten dan efektif, serta deteksi dini HPV melalui pemeriksaan pap smear.
- Kondom tidak efektif untuk mencegah penularan HIV. Fakta: TNIH mengonfirmasikan bahwa kondom merupakan alat kesehatan masyarakat yang efektif untuk melawan infeksi HIV. Studi lain di Eropa terhadap yang disebut pasangan HIV-serodiscordant (pasangan di mana salah satunya sudah terinfeksi HIV dan yang satu sehat) menunjukkan tidak terjadi penularan pada pasangan yang sehat, di antara 124 pasangan yang menggunakan kondom setiap kali mereka berhubungan seks. Pada pasangan yang tidak secara konsisten menggunakan kondom, sekitar 12 persen terjadi penularan pada pasangan yang sebelumnya tidak terinfeksi.
Itulah beberapa fakta mengenai Pendidikan seks di
masyarakat dunia, mungkin juga terjadi di Indonesia. Terlepas dari
norma Agama, segala sesuatu mengenai seks jangan terus dianggap tabu.
Pendidikan seks itu jelas perlu mengingat angka penularan penyakit seks
dari hari ke hari semakin meningkat. Ada nya bimbingan para orang tua
terhadap remaja mereka, harus terus diberikan dengan seimbang, dalam
arti penekanan terhadap segi moral agama dan segi formal pendidikan
Seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar